Sabtu, 24 April 2010

Kisah Pertemanan Bukan Persahabatan

Saya tidak mau mencari masalah dengan siapapun. Tapi kenapa mereka selalu saja membuat emosi saya menjadi tinggi. Saya selalu saja di berikan sikap baik ketika mereka punya keperluan yang sangat penting barulah mereka baik, dan meninggikan saya setinggi-tingginya dan setelah itu saya dijatuhkan bahkan dibanting dahulu hingga berkali-kali. Saya selalu diremehkan orang bahwa saya selalu tidak bisa apa-apa, mereka selalu menjelekkan saya ketika mereka sedang punya keperluan yang bukan dengan saya. Apakah ini cobaan yang terindah yang harus dijalankan. Terkadang saya ingin kabur dari mereka. Tapi lagi-lagi saya berada di titik impas yang saya harus diam walaupun hati ini teriris bagai potongan daging yang tak bisa aku bayangkan harus dipotong berapa belahan hati ini.
Dan pernahkah kamu merasakan rasa yang pahit ini mungkin saja di setiap orang pasti pernah tapi caranya terkadang berbeda. Sebenarnya saya tidak perlu pujian mereka, yang saya butuhkan kalian dan saya bisa menghargai satu sama lain. Entah mereka pernah merasa yang seperti saya rasakan atau tidak. Saya ingin sekali marah kepada mereka. Melihat mereka lebih susah dari saya tapi saya tidak bisa melakukan itu.
Terkadang pertemanan bukanlah dilihat dari ketulusan hati mereka, tapi dikarenakan fisik dan materi. Saya tahu saya adalah wanita yang jerawatan, jelek, dan bahkan baju-baju yang saya pakai terlihat kusam bahkan dekil tapi apakah saya tidak panatas untuk ditemani. Apakah saya harus mencuri dahulu bahkan saya harus menjual diri, agar saya dapat terlihat seperti orang berduit. Lagi-lagi saya tidak butuh itu semua yang saya butuhkan hanya pertemanan dengan dasar ketulusan.
Mereka bilang hidup ini kejam tapi apakah mereka sadar bahwa mereka juga telah kejam pada saya atau mereka merasa berlebih jadi bisa melakukan seperti itu. Bisakah kalian dengar teman saya menagis di belakang kalian. Coba saya ini adalah wanita dari keluarga yang biasa saja, tapi saya ingin merasakan enaknya makan di restoran yang kita beli paket haiah untuk makan, kalau saja kalian tahu teman uang itu adalah uang yang saya tabung sudah lama. Tapi dengan enaknya kalian makan di restoran itu tanpa mengajak-ngajak saya. Dan lebih menyakitkannya lagi kenapa kalian harus cerita kegembiraan kalian pada saya, yang sejujurnya aku sangat iri dan menyakitkan. Saya hanya bisa tersenyum saja tanpa bahasa.
Saya senang melihat kalian senang, dan saya lebih senang melihat kalian bisa tertawa puas walaupun saya harus menangis, dan saya harap kalian tetap butuh saya dikala kalian susah. Saya akan menunggu kedatangan kalian pada saat susah. Terima kasih atas nama pertemanan pernah kita rasakan bersama, saya hanya melampiaskan perasaan saja, jikalau ada kesalahan dan mungkin perbedaan prinsip dan asumsi. Saya selaku penulis amatir mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan banyak berterima kasih kepada teman saya telah memberikan inspirasi pada saya atas perlakuan anda kepada saya. Uwii_uchil

Tidak ada komentar:

Posting Komentar