Selasa, 18 Oktober 2011

Fenoma Pengamen Jalan

Haruskah aku malu
Aku bau dan lusuh
Haruskah aku sedih
Aku lesu dan lapar

Berilah aku belas kasihan
Dengan segala kekejaman jaman
Berilah aku belasan uang
Dengan selaga kekayaan beliau

tidak...oh...ooooooh...tidak

Aku bukan pengemis
Aku bukan peminta
Aku hanya pekerja
Aku hanya pendendang

Siapa saja boleh berkomentar
Siapa saja boleh berceramah
Tentang aku
Tentang saya

Inilah aku mereka bilang aku bau
Inilah saya mereka bilang aku penggangu
Inilah aku mereka bilang aku rusuh
Inilah saya mereka bilang aku pemaksa

bukannnn...oh...bukannn

panggilan aku pengamen jalan
panggilan saya pengamen trotoar
salah saya seperti ini
salah aku seperti ini

saya hanya ingin bekerja dengan hati
saya hanya ingin bekerja dengan jiwa
bukan seperti mereka bertopeng
bukan seperti mereka dipaksa

itu itu bukan saya
yang seperti ini bukan
itu itu bukan aku
yang seperti ini tidak

aku hanya bisa menyusuri jalan
aku hanya bernyanyi sesuai kebenaran
aku bukan pengemis
aku bukan peminta

tolongggg ohhhh tolongggg

Mereka bernyanyi dari hati..mendendangkan lagu walau nada terkadang tak tentu...begitu setiap waktu untuk mencari angkutan umum dipinggir trotoar. Melihat angkutan mana yang ramai tapi baik hati. Membagi bukan hanya sekedar materi. Senyum penumpang senang dikala kami bernyanyi. Kami mungkin dianggap lebih kecil dari seisi angkutan itu. Tapi kami punya nyali lebih menantang dari seisi jalan. Walaupun hidup terkadang tidak bisa kami tantang dengan mudah. Karena kami tahu Tuhan Maha Besar selalu melindungi kami dengan fenomena dijalan.