Senin, 24 Februari 2014

SAAT DI KOTA JOGJA

   Jogja adalah kota yang seringkali aku datangi. Tidak hanya satu atau dua kali aku kesana. Setiap kali datang rasanya tetap antusias. Rasa rindu akan kota Istimewa Yogjakarta tidak akan pernah redam. Begitu banyak keindahan dan ramah tamah, serta santun orang-orang Yogjakarta. Selalu ingin menjalajahi setiap sudutnya. Malioboro, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Candi Ratu Boko dan masih banyak lagi. 

     Terakhir aku datang kesana bersama teman-teman kuliah. Pada semester akhirku, dan akhirnya pergilah aku besama 8 temanku yang semuanya wanita. Kita naik kereta dari stasiun pasar senen pukul 20.00 wib dengan kereta Progo ( Pasar Senen - Lempuyangan ) saat itu tiketnya seharga Rp. 45.000. Rasanya ini tiket yang murah sekali, karena ini uang jajanku 2 hari. Perjalanan di kereta tidak kalah serunya karena kami perempuan semua, kita buat perjanjian untuk tidak tidur minimal 2 orang untuk jaga-jaga. Kami berenti lama sekali di stasiun Cirebon mungkin hampir 1 Jam. Dan pada akhirnya kita main ABC 5 dasar, dan mengisi TTS saja untuk jaga pos di saat teman tertidur. Karena kita berisik dikereta, lalu kita diomelin oleh kursi-kursi yg duduk didepan dan belakang kita. Akhirnya aku dan teman-teman naik kereta dan sampai Yogyakarta pukul 07.00 atau 08.00 wib sepertinya aku lupa. 

   Dengan berbekal aku sering ke Jogja mereka sangat mengandalkanku. Aku keluarkan saja peta Jogja ketika aku lupa hahaha. Sampai disana juga belum dapat penginapan. Kami rasanya mirip Backpaker, mencari penginapan yang murah. Penginapan yang kami saat itu harganya Rp75.000 , tempatnya bersih, menyediakan mushola, serta ada wifinya. Rasanya cukup nyaman dengan harga segitu. Berarti tiap orangnya dalam satu malam hanya membayar Rp 25.000, karena kita memesan 3 kamar untuk 3 orang. Murah bukan rasanya, belum lagi kita makan diangkringan dekat alun-alun selatan Jogja. Sudah murah lumayan tidak terlalu banyak untuk makan malam. 

Esok harinya kita keliling kota Jogja dari Pagi hingga Malam keliling kota Jogja yang rasanya juga tidak cukup. Naik TransJogja, Becak, dan Berjalan Kaki adalah salah satu transportasi yang bisa kita gunakan disana. Tujuan terjauh kita ketika naik TransJogja hanya ke Candi Prambanan. Tiketnya aku sudah lupa berapa. Disana kita puas-puasin untuk foto-foto di setiap spotnya. Dan setelah mengunjungi semua tempat di Jogja kami kembali ke penginapan. 

   Malam itu adalah malam terakhir liburan di Jogja. Rasanya ingin membawa oleh-oleh untuk orang rumah. Sebelum ke Malioboro sudah telepon orang rumah mau titip apa di Jogja. Dan mereka sudah banyak pesanan ini itu. Akupun langsung pergi ke Malioboro dan karena aku hanya membawa uang cash sedikit ( sengaja karena naik kereta) jadi aku utuskan untuk tidak membawa uang cash terlalu banyak. Uang cashku tinggal Rp. 35.000  di dompet. Akhirnya lansung aku bergegas ke ATM, tahu saja kartu ATMku terblokir. Rasanya mau nangis saja. Sudah tidak punya uang untuk makan malam dan besok pagi, sampai akhirnya minta tolong kirimin uang rumah buat tambahan saja ke Rek. teman. Akhirnya bisa jajan sedikit deh walaupun ngerepotin banget. Dan besok pulang ke Jakarta hanya membawa uang Rp. 15.000 cukup untuk naik TransJakarta dan Angkot sampai rumah... Hahaha itu adalah kebodohan aku sendiri.. 

Sabtu, 21 September 2013

SOE HOK GIE QOUTES

“Nobody can see the trouble I see, nobody knows my sorrow.”
“Seorang filsuf Yunani pernah berkata bahwa nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan tersial adalah umur tua

(Catatan Seorang Demonstran, h. 96)” Soe Hok Gie
“Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”
“Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita”  Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Tapi sekarang aku berpikir sampai di mana seseorang masih tetap wajar, walau ia sendiri tidak mendapatkan apa-apa. seseorang mau berkorban buat sesuatu, katakanlah, ide-ide, agama, politik atau pacarnya. Tapi dapatkah ia berkorban buat tidak apa-apa

(Catatan Seorang Demonstran, h. 101)” Soe Hok Gie
“Dan seorang pahlawan adalah seorang yang mengundurkan diri untuk dilupakan seperti kita melupakan yang mati untuk revolusi

(Catatan Seorang Demonstran, h. 93)” Soe Hok Gie
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.” Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi “manusia-manusia yang biasa”. Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia. ” Soe Hok Gie
“Makhluk kecil kembalilah. Dari tiada ke tiada. Berbahagialah dalam ketiadaanmu.” Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Dunia ini adalah dunia yang aneh. Dunia yang hijau tapi lucu. Dunia yang kotor tapi indah. Mungkin karena itulah saya telah jatuh cinta dengan kehidupan. Dan saya akan mengisinya, membuat mimpi-mimpi yang indah dan membius diri saya dalam segala-galanya. Semua dengan kesadaran. Setelah itu hati rasanya menjadi lega.” Soe Hok Gie
“Saya mimpi tentang sebuah dunia dimana ulama, buruh, dan pemuda bangkit dan berkata, “stop semua kemunafikan ! Stop semua pembunuhan atas nama apapun.. dan para politisi di PBB, sibuk mengatur pengangkatan gandum, susu, dan beras buat anak-anak yang lapar di 3 benua, dan lupa akan diplomasi.

Tak ada lagi rasa benci pada siapapun, agama apapun, ras apapun, dan bangsa apapun..dan melupakan perang dan kebencian, dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.” Soe Hok Gie
“Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita.” Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Karena aku cinta pada keberanian hidup” Soe Hok Gie
“Aku kira dan bagiku itulah kesadaran sejarah. Sadar akan hidup dan kesia-siaan nilai.”   Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Ketika Hitler mulai membuas maka kelompok Inge School berkata tidak. Mereka (pemuda-pemuda Jerman ini) punya keberanian untuk berkata "tidak". Mereka, walaupun masih muda, telah berani menentang pemimpin-pemimpin gang-gang bajingan, rezim Nazi yang semua identik. Bahwa mereka mati, bagiku bukan soal. Mereka telah memenuhi panggilan seorang pemikir. Tidak ada indahnya (dalam arti romantik) penghukuman mereka, tetapi apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran.”  Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3 meter dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di Indonesia.”  Soe Hok Gie
 
“Tetapi kenang-kenangan demonstrasi akan tetap hidup. Dia adalah batu tapal daripada perjuangan mahasiswa Indonesia, batu tapal dalam revolusi Indonesia dan batu tapal dalam sejarah Indonesia. Karena yang dibelanya adalah keadilan dan kejujuran.” Soe Hok Gie
“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan” Soe Hok Gie

sumber : http://www.goodreads.com/author/quotes/659620.Soe_Hok_Gie

Jumat, 23 Agustus 2013

INDONESIAKU INDONESIA HEBAT

Selamat Pagi INDONESIAKU

     Indonesiaku pagi ini telah berumur 68 Tahun. Tepat Hari ini kita rakyat Indonesia merayakannya. Upacara adalah salah satu bentuk penghormatannya. Dan lomba 17an adalah bentuk suka cita. Indonesia betapa negara yang amat baik bagiku. Tanah dan Air terbentang disepanjang pulau yang tak pernah meminta balas kasih  untuk diberikan kepada kami rakyatnya. Seperti Ibu yang selalu menyayangi tanpa batas anak-anaknya. Negara yang amat surga bagiku dimana banyak keindahan alam yang diciptakan TUHAN untuk kami rakyat Indonesia. Terbentang pulau yang amat banyak,dari Ujung Banda hingga Merauke serta pulau-pulau kecil itu tetap Indonesia. Serta orang-orang yang betapa unik jika ditemui dengan keragaman budayanya dan inilah Indonesiaku.

   Kali ini aku hanya ingin membicarakan tentang Indonesia saja, negara yang dipilih Tuhanku untuk dijadikan Tanah airku dan rumah tempat tinggalku. Indonesia adalah bangsa yang hebat. bangsa yang memiliki pejuang yang tangguh. Kita punya banyak pejuang disini, dari Bapak Soekarno, Bapak Hatta, Bapak Soepomo, Sayuti Melik, RA Kartini, Pangeran Dipenogoro, masih banyak lagi karena mungkin semua masih tersimpan rapih dalam sejarah Indonesia. 

    Indonesia sekarang memang jauh dari Indonesia yang dahulu. Indonesia kini telah berkembang pesat. Tapi tidak berkurang rasa santun pribuminya.Tidak dipungkiri seiring kemajuan yang pesat itu Indonesia selalu dirundung masalah. Banyak sekali mungkin yang di era ini banyak terkuaknya sang koruptor. Pemakan uang yang harusnya tidak untuk digunakan sendiri. Memperkaya diri mereka hingga buncit perutnya.Dan terkadang kasus nya diam duduk tenang tak terselesaikan. Tapi tetap jangan pernah salahkan Indonesia. Indonesia tidak salah, tapi manusianya yang salah.

     Ingat bahwa Indonesia dari dahulu Indonesia ada, itu ada karena perjuangan. Perjuangan pahlawan yang hebat dan berani melawan Belanda. Dan masalah yang sekarang ada adalah juga tetap perjuangan. Dan aku, kamu, anda juga pejuang. Pejuang melawan rasa malas untuk tetap berkarya. Pejuang untuk memajukan manusia yang kreatif. Pejuang untuk membahagiakan orang tercinta. Pejuang untuk menjadi kaum pekerja yang gigih. Pejuang untuk menjadi pelajar yang pintar. Bahwa hidup tetap perjuangan.

Apakah kalian bangga menjadi Indonesia. aku Bangga. Karena tidak ada tempat seperti Indonesia. Terima kasih Tuhan Engkau telah membuat Indonesia begitu Indah. 










Selasa, 08 Januari 2013

Entahlah

        Pernah terlintas dibayangku untuk selalu hidup enak, nikmat dan sejahtera ketika masih muda ini, hingga aku bisa dibilang dewasa, hingga akhirnya rambutku beruban, gigi ku mulai hilang satu persatu nanti bahkan hanya tinggal namaku saja dipapan. Aku baru saja lulus menjadi seorang sarjana, perasaan ini begitu bangganya hingga kaki. Kenapa begitu aku boleh tinggi ilmu tapi aku harus tetap membumi dekat dengan kaki dan tanah jiwaku. 

Perasaan menjadi sarjana mungkin melengkapi bayanganku di masa depan. Seperti pintu memang terbuka lebar untukku. Menjejaki dunia yang baru, kata mereka bilang dunia yang nyata sambil mereka berkata " welcome to real world". wew wew wew memang selama ini aku hidup didunia dongeng. Sekejam itukah dunia nyata hingga mereka selalu menyarankanku harus tetap kuat.

Aku berkali-kali mencoba masuk ke dunia nyata itu. Berbagai macam cara aku lewati pintunya. Aku mulai berada dijalur yang telah ditentukkan oleh manusia pada umumnya, yaitu lahir, menjadi seorang bayi yang disayang, balita, belajar sambil bermain di Taman Kanak-kanak, duduk di Sekolah Dasar, Menikmati cinta monyet dengan serangam bau matahari di SMP, dan merasa bangga dengan karena telah memakai Putih Abu-abu, setelah itu cari Perguruan tinggi negeri ya kalau ga dapet mentok Swasta atau nunggu tahun depan, dan akhirnya ini aku ditahap jadi Sarjana dan bla bla bla.

Bla bla bla ini baca saja pencari kerja, aku sudah melamar diberbagai perusahaan lewat jalur website lowongan pekerjaan, lewat surat elektronik ke perusahaaan, atau lewat titipan saudara juga pernah. Udah door to door, bahkan udah ada yang panggil aku berkali-kali tapi akhirnya gagal juga. Entahlah saya yang kurang kompeten buat mereka atau gimana. Aku terkadang lelah dengan beban yang ada dipundakku untuk aku bisa bertanggung jawab dengan masa depanku. Terkadang lagi aku suka berpikir "apakah hidup benar-benar digaris lurus yang direnacanakan orang umum itu"? 

Kalau boleh jujur aku hanya ingin mengisi hidupku dengan senyum, aku hanya ingin menulis, aku hanya ingin memoto setiap kegiatan yang tertumpah dari otakku, aku hanya menghasilkan suatu karya oleh tanganku yang selalu diremehkan orang-orang disekelilingku. Semua itu menyakitkan sekali entah kemana aku harus bercerita ini semua. Aku bilang aku menyerah tapi mungkin terlalu dini. Tapi aku benar-benar lelah dengan hal ini. Aku ingin senyumku lapang.

Desakkan dihati ini begitu kuat, seperti aku memulai untuk menggunakan kerudung. Bercerita lewat tulisan bagiku menyenangkan, mengabadikan setiap kejadian bagiku itu bahagai, apalagi membuat sesuatu entah gambar, lukis, atau menjahit bagiku itu luar biasa. Mereka selalu meremehkanku. Katanya ngapain aja kamu selama ini tidur-tiduran bangun siang, makan ngisi perut, ngucang-ngucang kaki. Apakah mereka tidak tahu kalau aku sebenernya pengen kalian ada disini, menemaniku ketika aku kesakitan sendiri dirumah. Pengen kalian ada disini ketika aku membuat hasil karyaku bisa nikmati orang banyak. Tapi kalian ga ada, sampai aku menulis, menggunting bahan-bahan, memoto suatu objek aku selalu sendiri.

Kalau saja boleh pilih aku ingin hidup dengan jiwa yang menyenangkan itu...entah dimana dunia itu aku juga tidak tahu...semoga aku segera menemukannya secepat mungkin...


dwi astuti
jakarta,  8 januari 2013





Selasa, 20 November 2012

APA ITU CINTA

Akhir-akhir ini lagu cinta banyak yang mendayu di telinga
Terdengar begitu senadung tapi terkadang amat lirih
Suka menikmati tapi terkadang membosankan
Apa yang membuat cinta begitu dieluhkan

Banyak dari mereka mengatakan jatuh cinta
Kalau cinta itu jatuh akankah cinta itu sakit
Banyak dari mereka mengatakan  sakit hati
Kalau cinta itu sakit akahkah cinta itu obat

Bagaimakah seseorang bisa dapatkan cinta?
Membelikah ditoko cinta?
Apakah dijual dengan cuma-cuma? Lalu
Berapa harga yang bisa membawanya pulang

Tiada seorangpun menjawab padaku,
Aku juga ingin memanggil dengan kata cinta
Dieluh dengan usapan cinta
Dihembuskan nafas oleh cinta

Tapi ku dengar cinta itu tak punya logika
Jadi cinta tidak dapat dijualbelikan
Jadi cinta tidak dapat dinego harganya
Jadi cinta tidak dapat diberikan diskon

Apakah aku bisa bertemu cinta disungai
Apakah aku bisa bertemu cinta dikereta
Apakah aku bisa bertemu cinta dilembah
Apakah aku bisa bertemu cinta dibus kota



.

Sabtu, 17 November 2012

AKU DAN MENULIS

   Akhir-akhir ini aku amat bosan melihat berita lowongan kerja yang ditawarkan entah mengapa. Begitu banyak apa yang mereka tawarkan ini itu tapi hasil yang terjadi selalu tak sesuai dengan apa yang diiklankan. Sungguh meyakinkan bagi kami para pencari kerja. Memang sudah beberapa kali aku ada panngilan kerja, bahkan aku dapat panggilan menjadi supervisor sebuah toko obat. Aku banyak berpikir keras tentang kanan dan kiri, tentang depan dan belakang yang aku cari apa dan tujuanku apa ketika aku ambil jabatan tersebut. Sebelah hati berat, sebelah ahati menerima karena keadaan bisa dikatakan mendesak. Akhir kata aku datang dan mencoba berbicang apa yang aku kerjakan nantinya. Tapi aku putuskan aku tidak dapat bergabung didepan seorang yang cikal bakal menjadi BOSku nanti. Dia meminta alasannya mengapa, lalu aku bilang " saya ingin bekerja dengan hati, karena saya tidak pernah melamar di perusahaan tersebut sebagai supervisor". Bukan berarti saya pengecut takut akan apa resiko yang diambil tapi lagi-lagi hati menjadi idealis buat diri sendiri. Ya kita punta atasan di perusahaan tapi bukan berarti dia yang menentukan nasib ini mau berjalan bersamanya.
    Entah terkadang keputusasan membuat diriku menyalahkan diriku sendiri mengapa sudah berdiam dirumah tanpa kerjaan selama dua bulan itu cukup membosankan bahkan memalukan diri sendiri. Disodorkan ini itu, dicemooh pemalas, dicemooh tak mampu apa-apa. Toh kalau saya tak bisa apa-apa buat apa saya dipanggil berkali-kali toko obat itu masih bersedia untuk menerima jabatan tersebut atau tidak. Bukankah hidup itu pilihan, menerima atau menolak dengan tegas. Sambil menarik napas dalam-dalam dan aku hanya bisa tertawa bahwa aku cukup bahagia apa yang rasakan, bukan karena aku bebas akan pekerjaan yang menjadi budak para uang tapi aku merasa bahagia aku masih bisa melakukan apa yang aku suka yaitu menulis setiap waktu tanpa dibebankan oleh ini itu. 

Menulis ya menulis suatu pekerjaan yang amat menyenangkan. Aku bukan seorang penulis handal tapi aku yakin setiap manusia bisa menulis karena menulis bisa dilakukan dengan hati. Menulis bukan bagian dari sesi curahan hati semata karena aku menulis melalui blog pribadiku. Aku ingin bebas bukan berarti hidup yang aku lakukan tidak terarah, semeraut bahkan menghalalkan yang tidak benar menjadi benar. Aku hanya ingin menulis, menyumbangkan semua pikiran yang lewat dari saluran hati menuju ke otak dan di lantangkan oleh jari jemari menuju kertas bahkan kertas digital yang dimuat dilayar laptopku sendiri. Aku sadar suaraku tak begitu keras dan bahkan teramat lembut seperti semut tak terdengar ketika bicara kepada orang lain. Mereka selalu protes ketika aku presetansi kedepan, mereka berteriak untuk mana suaraku. Kalau boleh cukup banyak waktu bicara pada ,mereka dengan suara yang amat lantang. Saya pasti akan berbicara tolong " BACA YANG ADA DIDEPAN BAIK-BAIK" tanpa anda bersuara lantang selalu protes pada aku. Aku yakin hasil tulisan dipresentasiku lengkap dan jelas, itu juga suka dijelaskan oleh dosen bahwa presentasiku lengkap. Tapi yasudahlah, aku akan tetap menulis sesuai idealisku sendiri.

Bukan permasalahan suaraku tak lantang saja lantas aku senang menulis, karena hukum sebab akibat selalu menyatu dan sulit terpisahkan. Karena aku ingin membenarkan segala ketimpangan yang kurang sedap dihadapanku sendiri. Menulis bisa jadi salah satu bukti penyeruaan yang tepat. Walalu generasi jaman sekarang sulit sekali membaca sebuah tulisan, mereka lebih senang yang lebih visual dari pada sebuah tulisan dibacanya. Apalagi yang dihadapkannya adalah sebuah tulisan bahasa yang bermajas. Tapi semua balik lagi kebebasan pada diri mereka masing-masinglah yang benar. Karena aku  senang melakukan apa yang sesuai hatiku sendiri. Mungkin juga mereka seperti itu. Dan yang aku harapkan mereka bisa menentang dengan cara mereka sendiri bahwa yang salah akan tetap salah. Dan yang benar jangan disalahkan. PERJUANGAN.

Menjadi penulis bukanlah suatu pekerjaan yang bisa disepelekan. Terkadang menulis juga membosankan tapi tak sebosan menjadi budak para uang yang manut disuruh ini itu oleh bos bau yang hitam. Buktinya aku masih bisa tersenyum dan bersandar dan menghirup napas lega akan ketakutan akan bos bau itu karena aku hanya takut pada Tuhan. Bahkan aku bisa kapan saja aku menulis, meninggalkan pekerjaanku ini untuk mandi dengan bebas, makan sekedar mengisi perut. Menyenangkan bukan menjadi seorang penulis. Dan itulah aku, aku yang menyuarkan hatriku dengan menulis. Mungkin tulisanku tak sebagus penulis yang lain tapi aku akan selalu belajar untuk hatiku sendiri. Terima Kasih Tuhan engkau maha besar yang bisa menciptakan berbagai bahasa yang indah yang bisa aku tulis dan kurangkai sesuai hatiku sendiri.

Kamis, 08 November 2012

SKRIPSI OH SKRIPSI

Saya ketika menulis ini sudah dinyatakan lulus dari Universitas saya dengan sangat tepat waktu. Sidang pertama tanggal 8 September 2012 yang dilakukan Universitas telah saya lalui, dan saya telah disidang atas skripsi yang berjudul " Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertimbangan Auditor Dalam Mengeluarkan Opini Audit Going Concern". Judul ini saya ambil memang karena saya memilih jurusan akuntansi dan saya amat sangat jujur ingin menjadi seorang auditor. Makanya saya ambil judul ini, lagi pula judul ini banyak jurnal nya. Jadi saya cukup mudah untuk menyelesaikannya.

Skripsi merupakan salah satu syarat untuk lulus kuliah dan mendapatkan gelar Sarjana. Dan bagi setiap orang tidak mudah untuk menyelesaikannya. Saya sangat menyadari bagaimana skripsi itu dibuat, keluh kesah, sedih senang, miris dan menderita, bahkan bahagia didapat ketika kita benar-benar bisa dinyatakan lulus akibat skripsi kita yang udah buat susah payah.

Pertama kali SK skripsi keluar dikampus saya, semua mahasiswa menyiapkan proposal sesuai yang judul yang ingin ajukan. Huhhhh rasanya baru nyusun proposal aja udah dag dig dug derrrrrrrr. Wait..wait..wait.. ini perjuangan baru dimulai kawan. Jangan menyerah karena ketakutan awalmu pada skripsimu sendiri. Takut karena ga bakal diterima sama bagian jurusan. Wah intinya berdoa dan berusaha, lanjut ceritanya masih sama proposal skripsi. Proposal dikampus saya ini dikasih kejurusan buat nentuin kita bikin tugas akhir  atau ga. Kalau ga ya tinggal ngambil sidang yang namanya Kompre. Kalau lolos verifikasi proposal kejurusan barulah kita buat skripsinya. Nahhhhhhh datanglah kabar bahwa penerimaan siapa-siapanya yang bakal keterima buat skripsi. Dan akhirnya saya lolos dan melanjutkan untuk membuat skripsinya. Sebenarnya saya tidak perlu ikut proposal sebab saya dapat SK otomatis yang artinya nilai saya mencukupi untuk membuat skripsi.

Selanjutnya babak ini adalah babak yang paling ditunggu, siapa sih pembimbingnya yang bakal bantuin kita bikin skripsi. Nah banyak banget ini itu a.k.a isu tentang kalu DP ini begini kalau DP itu begono ah memang kebanyakan gosip dikampus. Akhirnya saya dapat Dosen yang sangat baik. Semua judul boleh dipakai yang terpenting terdapat penelitian sebelumnya untuk refrensi (JURNAL) tapi dari jurnal itulah buat penelitiannya beda dari sebelumnya. Dan akhirnya judul saya diterima dan suruh melanjutkan untuk mencari Jurnal sebnayak-banyaknya, dan mencari Datanya. Dan kalian harus tahu kenapa kamu memakai Data itu karena apa? bukan kaena data ini banyak dipeneltian sebelumnya, tapi karena memang Fakta itu harus ada yang bersangkutan dengan Data kamu.

Oke skripsi itu buat saya, sulit tapi mudah dan mudah tapi sulit. Banyak banget rintangan yang dihadapin tapi bkin kenangan dan bisa jadi penghargaan buat diri sendiri kalau udah selesai. Kamu bisa senyam senyum liat hardcovernya, terus buka-buka lagi ucapan terima kasihnya pokoknya akhirnya manislah. Tapi ada sisi nyebelinnya juga sih, contohnya minta ajarin temen gimana pake softwarenya, terus temen yang udah paham bahkan judulnya hampir sama kaya saya ga mau ngajarin. Huhhhhhh peliknya hidup saat buat skripsi, jadi pengen marah-marah bawaannya. Jadi pengen labrak depan orang langsung kalau boleh jujur sih..kenapa pelit sama ilmu yah..tapi semua bisa diatasi sama diri sendiri.

Intinya Skripsi itu jadi bagian tulis menulis yang paling sweet. yang paling berasa jadi kaya orang pinter soalnya bisa bikin tulisan sendiri, terus bisa jadi buat belajar mengatur ego sendiri. belajar melawan diri sendirilah dari rasa malas buat hasil yang sweet sweet lala lala. yahhhhhh akhirnya saya LULUS.