Sabtu, 21 September 2013

SOE HOK GIE QOUTES

“Nobody can see the trouble I see, nobody knows my sorrow.”
“Seorang filsuf Yunani pernah berkata bahwa nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan tersial adalah umur tua

(Catatan Seorang Demonstran, h. 96)” Soe Hok Gie
“Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”
“Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita”  Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Tapi sekarang aku berpikir sampai di mana seseorang masih tetap wajar, walau ia sendiri tidak mendapatkan apa-apa. seseorang mau berkorban buat sesuatu, katakanlah, ide-ide, agama, politik atau pacarnya. Tapi dapatkah ia berkorban buat tidak apa-apa

(Catatan Seorang Demonstran, h. 101)” Soe Hok Gie
“Dan seorang pahlawan adalah seorang yang mengundurkan diri untuk dilupakan seperti kita melupakan yang mati untuk revolusi

(Catatan Seorang Demonstran, h. 93)” Soe Hok Gie
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.” Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar mahasiswa Indonesia berkembang menjadi “manusia-manusia yang biasa”. Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai seorang pemuda dan sebagai seorang manusia. ” Soe Hok Gie
“Makhluk kecil kembalilah. Dari tiada ke tiada. Berbahagialah dalam ketiadaanmu.” Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Dunia ini adalah dunia yang aneh. Dunia yang hijau tapi lucu. Dunia yang kotor tapi indah. Mungkin karena itulah saya telah jatuh cinta dengan kehidupan. Dan saya akan mengisinya, membuat mimpi-mimpi yang indah dan membius diri saya dalam segala-galanya. Semua dengan kesadaran. Setelah itu hati rasanya menjadi lega.” Soe Hok Gie
“Saya mimpi tentang sebuah dunia dimana ulama, buruh, dan pemuda bangkit dan berkata, “stop semua kemunafikan ! Stop semua pembunuhan atas nama apapun.. dan para politisi di PBB, sibuk mengatur pengangkatan gandum, susu, dan beras buat anak-anak yang lapar di 3 benua, dan lupa akan diplomasi.

Tak ada lagi rasa benci pada siapapun, agama apapun, ras apapun, dan bangsa apapun..dan melupakan perang dan kebencian, dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.” Soe Hok Gie
“Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'. Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah hidup kita.” Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Karena aku cinta pada keberanian hidup” Soe Hok Gie
“Aku kira dan bagiku itulah kesadaran sejarah. Sadar akan hidup dan kesia-siaan nilai.”   Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Ketika Hitler mulai membuas maka kelompok Inge School berkata tidak. Mereka (pemuda-pemuda Jerman ini) punya keberanian untuk berkata "tidak". Mereka, walaupun masih muda, telah berani menentang pemimpin-pemimpin gang-gang bajingan, rezim Nazi yang semua identik. Bahwa mereka mati, bagiku bukan soal. Mereka telah memenuhi panggilan seorang pemikir. Tidak ada indahnya (dalam arti romantik) penghukuman mereka, tetapi apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran.”  Soe Hok Gie, Catatan Seorang Demonstran
“Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3 meter dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di Indonesia.”  Soe Hok Gie
 
“Tetapi kenang-kenangan demonstrasi akan tetap hidup. Dia adalah batu tapal daripada perjuangan mahasiswa Indonesia, batu tapal dalam revolusi Indonesia dan batu tapal dalam sejarah Indonesia. Karena yang dibelanya adalah keadilan dan kejujuran.” Soe Hok Gie
“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan” Soe Hok Gie

sumber : http://www.goodreads.com/author/quotes/659620.Soe_Hok_Gie

Jumat, 23 Agustus 2013

INDONESIAKU INDONESIA HEBAT

Selamat Pagi INDONESIAKU

     Indonesiaku pagi ini telah berumur 68 Tahun. Tepat Hari ini kita rakyat Indonesia merayakannya. Upacara adalah salah satu bentuk penghormatannya. Dan lomba 17an adalah bentuk suka cita. Indonesia betapa negara yang amat baik bagiku. Tanah dan Air terbentang disepanjang pulau yang tak pernah meminta balas kasih  untuk diberikan kepada kami rakyatnya. Seperti Ibu yang selalu menyayangi tanpa batas anak-anaknya. Negara yang amat surga bagiku dimana banyak keindahan alam yang diciptakan TUHAN untuk kami rakyat Indonesia. Terbentang pulau yang amat banyak,dari Ujung Banda hingga Merauke serta pulau-pulau kecil itu tetap Indonesia. Serta orang-orang yang betapa unik jika ditemui dengan keragaman budayanya dan inilah Indonesiaku.

   Kali ini aku hanya ingin membicarakan tentang Indonesia saja, negara yang dipilih Tuhanku untuk dijadikan Tanah airku dan rumah tempat tinggalku. Indonesia adalah bangsa yang hebat. bangsa yang memiliki pejuang yang tangguh. Kita punya banyak pejuang disini, dari Bapak Soekarno, Bapak Hatta, Bapak Soepomo, Sayuti Melik, RA Kartini, Pangeran Dipenogoro, masih banyak lagi karena mungkin semua masih tersimpan rapih dalam sejarah Indonesia. 

    Indonesia sekarang memang jauh dari Indonesia yang dahulu. Indonesia kini telah berkembang pesat. Tapi tidak berkurang rasa santun pribuminya.Tidak dipungkiri seiring kemajuan yang pesat itu Indonesia selalu dirundung masalah. Banyak sekali mungkin yang di era ini banyak terkuaknya sang koruptor. Pemakan uang yang harusnya tidak untuk digunakan sendiri. Memperkaya diri mereka hingga buncit perutnya.Dan terkadang kasus nya diam duduk tenang tak terselesaikan. Tapi tetap jangan pernah salahkan Indonesia. Indonesia tidak salah, tapi manusianya yang salah.

     Ingat bahwa Indonesia dari dahulu Indonesia ada, itu ada karena perjuangan. Perjuangan pahlawan yang hebat dan berani melawan Belanda. Dan masalah yang sekarang ada adalah juga tetap perjuangan. Dan aku, kamu, anda juga pejuang. Pejuang melawan rasa malas untuk tetap berkarya. Pejuang untuk memajukan manusia yang kreatif. Pejuang untuk membahagiakan orang tercinta. Pejuang untuk menjadi kaum pekerja yang gigih. Pejuang untuk menjadi pelajar yang pintar. Bahwa hidup tetap perjuangan.

Apakah kalian bangga menjadi Indonesia. aku Bangga. Karena tidak ada tempat seperti Indonesia. Terima kasih Tuhan Engkau telah membuat Indonesia begitu Indah. 










Selasa, 08 Januari 2013

Entahlah

        Pernah terlintas dibayangku untuk selalu hidup enak, nikmat dan sejahtera ketika masih muda ini, hingga aku bisa dibilang dewasa, hingga akhirnya rambutku beruban, gigi ku mulai hilang satu persatu nanti bahkan hanya tinggal namaku saja dipapan. Aku baru saja lulus menjadi seorang sarjana, perasaan ini begitu bangganya hingga kaki. Kenapa begitu aku boleh tinggi ilmu tapi aku harus tetap membumi dekat dengan kaki dan tanah jiwaku. 

Perasaan menjadi sarjana mungkin melengkapi bayanganku di masa depan. Seperti pintu memang terbuka lebar untukku. Menjejaki dunia yang baru, kata mereka bilang dunia yang nyata sambil mereka berkata " welcome to real world". wew wew wew memang selama ini aku hidup didunia dongeng. Sekejam itukah dunia nyata hingga mereka selalu menyarankanku harus tetap kuat.

Aku berkali-kali mencoba masuk ke dunia nyata itu. Berbagai macam cara aku lewati pintunya. Aku mulai berada dijalur yang telah ditentukkan oleh manusia pada umumnya, yaitu lahir, menjadi seorang bayi yang disayang, balita, belajar sambil bermain di Taman Kanak-kanak, duduk di Sekolah Dasar, Menikmati cinta monyet dengan serangam bau matahari di SMP, dan merasa bangga dengan karena telah memakai Putih Abu-abu, setelah itu cari Perguruan tinggi negeri ya kalau ga dapet mentok Swasta atau nunggu tahun depan, dan akhirnya ini aku ditahap jadi Sarjana dan bla bla bla.

Bla bla bla ini baca saja pencari kerja, aku sudah melamar diberbagai perusahaan lewat jalur website lowongan pekerjaan, lewat surat elektronik ke perusahaaan, atau lewat titipan saudara juga pernah. Udah door to door, bahkan udah ada yang panggil aku berkali-kali tapi akhirnya gagal juga. Entahlah saya yang kurang kompeten buat mereka atau gimana. Aku terkadang lelah dengan beban yang ada dipundakku untuk aku bisa bertanggung jawab dengan masa depanku. Terkadang lagi aku suka berpikir "apakah hidup benar-benar digaris lurus yang direnacanakan orang umum itu"? 

Kalau boleh jujur aku hanya ingin mengisi hidupku dengan senyum, aku hanya ingin menulis, aku hanya ingin memoto setiap kegiatan yang tertumpah dari otakku, aku hanya menghasilkan suatu karya oleh tanganku yang selalu diremehkan orang-orang disekelilingku. Semua itu menyakitkan sekali entah kemana aku harus bercerita ini semua. Aku bilang aku menyerah tapi mungkin terlalu dini. Tapi aku benar-benar lelah dengan hal ini. Aku ingin senyumku lapang.

Desakkan dihati ini begitu kuat, seperti aku memulai untuk menggunakan kerudung. Bercerita lewat tulisan bagiku menyenangkan, mengabadikan setiap kejadian bagiku itu bahagai, apalagi membuat sesuatu entah gambar, lukis, atau menjahit bagiku itu luar biasa. Mereka selalu meremehkanku. Katanya ngapain aja kamu selama ini tidur-tiduran bangun siang, makan ngisi perut, ngucang-ngucang kaki. Apakah mereka tidak tahu kalau aku sebenernya pengen kalian ada disini, menemaniku ketika aku kesakitan sendiri dirumah. Pengen kalian ada disini ketika aku membuat hasil karyaku bisa nikmati orang banyak. Tapi kalian ga ada, sampai aku menulis, menggunting bahan-bahan, memoto suatu objek aku selalu sendiri.

Kalau saja boleh pilih aku ingin hidup dengan jiwa yang menyenangkan itu...entah dimana dunia itu aku juga tidak tahu...semoga aku segera menemukannya secepat mungkin...


dwi astuti
jakarta,  8 januari 2013