Selasa, 08 Januari 2013

Entahlah

        Pernah terlintas dibayangku untuk selalu hidup enak, nikmat dan sejahtera ketika masih muda ini, hingga aku bisa dibilang dewasa, hingga akhirnya rambutku beruban, gigi ku mulai hilang satu persatu nanti bahkan hanya tinggal namaku saja dipapan. Aku baru saja lulus menjadi seorang sarjana, perasaan ini begitu bangganya hingga kaki. Kenapa begitu aku boleh tinggi ilmu tapi aku harus tetap membumi dekat dengan kaki dan tanah jiwaku. 

Perasaan menjadi sarjana mungkin melengkapi bayanganku di masa depan. Seperti pintu memang terbuka lebar untukku. Menjejaki dunia yang baru, kata mereka bilang dunia yang nyata sambil mereka berkata " welcome to real world". wew wew wew memang selama ini aku hidup didunia dongeng. Sekejam itukah dunia nyata hingga mereka selalu menyarankanku harus tetap kuat.

Aku berkali-kali mencoba masuk ke dunia nyata itu. Berbagai macam cara aku lewati pintunya. Aku mulai berada dijalur yang telah ditentukkan oleh manusia pada umumnya, yaitu lahir, menjadi seorang bayi yang disayang, balita, belajar sambil bermain di Taman Kanak-kanak, duduk di Sekolah Dasar, Menikmati cinta monyet dengan serangam bau matahari di SMP, dan merasa bangga dengan karena telah memakai Putih Abu-abu, setelah itu cari Perguruan tinggi negeri ya kalau ga dapet mentok Swasta atau nunggu tahun depan, dan akhirnya ini aku ditahap jadi Sarjana dan bla bla bla.

Bla bla bla ini baca saja pencari kerja, aku sudah melamar diberbagai perusahaan lewat jalur website lowongan pekerjaan, lewat surat elektronik ke perusahaaan, atau lewat titipan saudara juga pernah. Udah door to door, bahkan udah ada yang panggil aku berkali-kali tapi akhirnya gagal juga. Entahlah saya yang kurang kompeten buat mereka atau gimana. Aku terkadang lelah dengan beban yang ada dipundakku untuk aku bisa bertanggung jawab dengan masa depanku. Terkadang lagi aku suka berpikir "apakah hidup benar-benar digaris lurus yang direnacanakan orang umum itu"? 

Kalau boleh jujur aku hanya ingin mengisi hidupku dengan senyum, aku hanya ingin menulis, aku hanya ingin memoto setiap kegiatan yang tertumpah dari otakku, aku hanya menghasilkan suatu karya oleh tanganku yang selalu diremehkan orang-orang disekelilingku. Semua itu menyakitkan sekali entah kemana aku harus bercerita ini semua. Aku bilang aku menyerah tapi mungkin terlalu dini. Tapi aku benar-benar lelah dengan hal ini. Aku ingin senyumku lapang.

Desakkan dihati ini begitu kuat, seperti aku memulai untuk menggunakan kerudung. Bercerita lewat tulisan bagiku menyenangkan, mengabadikan setiap kejadian bagiku itu bahagai, apalagi membuat sesuatu entah gambar, lukis, atau menjahit bagiku itu luar biasa. Mereka selalu meremehkanku. Katanya ngapain aja kamu selama ini tidur-tiduran bangun siang, makan ngisi perut, ngucang-ngucang kaki. Apakah mereka tidak tahu kalau aku sebenernya pengen kalian ada disini, menemaniku ketika aku kesakitan sendiri dirumah. Pengen kalian ada disini ketika aku membuat hasil karyaku bisa nikmati orang banyak. Tapi kalian ga ada, sampai aku menulis, menggunting bahan-bahan, memoto suatu objek aku selalu sendiri.

Kalau saja boleh pilih aku ingin hidup dengan jiwa yang menyenangkan itu...entah dimana dunia itu aku juga tidak tahu...semoga aku segera menemukannya secepat mungkin...


dwi astuti
jakarta,  8 januari 2013





Tidak ada komentar:

Posting Komentar