“Nobody can see the trouble I see, nobody knows my sorrow.”
“Seorang filsuf Yunani pernah berkata bahwa nasib terbaik adalah
tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan tersial
adalah umur tua
(Catatan Seorang Demonstran, h. 96)” Soe Hok Gie
(Catatan Seorang Demonstran, h. 96)” Soe Hok Gie
“Lebih baik diasingkan daripada menyerah pada kemunafikan”
“Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam
kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'.
Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang
yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang
paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah
hidup kita”
Soe Hok Gie,
Catatan Seorang Demonstran
“Tapi sekarang aku berpikir sampai di mana seseorang masih tetap
wajar, walau ia sendiri tidak mendapatkan apa-apa. seseorang mau
berkorban buat sesuatu, katakanlah, ide-ide, agama, politik atau
pacarnya. Tapi dapatkah ia berkorban buat tidak apa-apa
(Catatan Seorang Demonstran, h. 101)” Soe Hok Gie
(Catatan Seorang Demonstran, h. 101)” Soe Hok Gie
“Dan seorang pahlawan adalah seorang yang mengundurkan diri untuk
dilupakan seperti kita melupakan yang mati untuk revolusi
(Catatan Seorang Demonstran, h. 93)” Soe Hok Gie
(Catatan Seorang Demonstran, h. 93)” Soe Hok Gie
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami
adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme
tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya
dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal obyeknya. Dan
mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal
Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari
pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah
kami naik gunung.”
Soe Hok Gie,
Catatan Seorang Demonstran
“Mimpi saya yang terbesar, yang ingin saya laksanakan adalah, agar
mahasiswa Indonesia berkembang menjadi “manusia-manusia yang biasa”.
Menjadi pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi yang bertingkah laku sebagai
seorang manusia yang normal, sebagai seorang manusia yang tidak
mengingkari eksistensi hidupnya sebagai seorang mahasiswa, sebagai
seorang pemuda dan sebagai seorang manusia. ”
Soe Hok Gie
“Makhluk kecil kembalilah. Dari tiada ke tiada. Berbahagialah dalam ketiadaanmu.” Soe Hok Gie,
Catatan Seorang Demonstran
“Dunia ini adalah dunia yang aneh. Dunia yang hijau tapi lucu.
Dunia yang kotor tapi indah. Mungkin karena itulah saya telah jatuh
cinta dengan kehidupan. Dan saya akan mengisinya, membuat mimpi-mimpi
yang indah dan membius diri saya dalam segala-galanya. Semua dengan
kesadaran. Setelah itu hati rasanya menjadi lega.”
Soe Hok Gie
“Saya mimpi tentang sebuah dunia dimana ulama, buruh, dan pemuda
bangkit dan berkata, “stop semua kemunafikan ! Stop semua pembunuhan
atas nama apapun.. dan para politisi di PBB, sibuk mengatur pengangkatan
gandum, susu, dan beras buat anak-anak yang lapar di 3 benua, dan lupa
akan diplomasi.
Tak ada lagi rasa benci pada siapapun, agama apapun, ras apapun, dan bangsa apapun..dan melupakan perang dan kebencian, dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.” Soe Hok Gie
Tak ada lagi rasa benci pada siapapun, agama apapun, ras apapun, dan bangsa apapun..dan melupakan perang dan kebencian, dan hanya sibuk dengan pembangunan dunia yang lebih baik.” Soe Hok Gie
“Bagiku ada sesuatu yang paling berharga dan hakiki dalam
kehidupan: 'dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan'.
Tanpa itu semua maka kita tidak lebih dari benda. Berbahagialah orang
yang masih mempunyai rasa cinta, yang belum sampai kehilangan benda yang
paling bernilai itu. Kalau kita telah kehilangan itu maka absurdlah
hidup kita.”
Soe Hok Gie,
Catatan Seorang Demonstran
“Karena aku cinta pada keberanian hidup”
Soe Hok Gie
“Aku kira dan bagiku itulah kesadaran sejarah. Sadar akan hidup dan kesia-siaan nilai.”
Soe Hok Gie,
Catatan Seorang Demonstran
“Ketika Hitler mulai membuas maka kelompok Inge School
berkata tidak. Mereka (pemuda-pemuda Jerman ini) punya keberanian untuk
berkata "tidak". Mereka, walaupun masih muda, telah berani menentang
pemimpin-pemimpin gang-gang bajingan, rezim Nazi yang semua identik.
Bahwa mereka mati, bagiku bukan soal. Mereka telah memenuhi panggilan
seorang pemikir. Tidak ada indahnya (dalam arti romantik) penghukuman
mereka, tetapi apa yang lebih puitis selain bicara tentang kebenaran.”
Soe Hok Gie,
Catatan Seorang Demonstran
“Potonglah kaki tangan seseorang lalu masukkan di tempat 2 x 3
meter dan berilah kebebasan padanya. Inilah kemerdekaan pers di
Indonesia.”
Soe Hok Gie
“Tetapi kenang-kenangan demonstrasi akan tetap hidup. Dia adalah
batu tapal daripada perjuangan mahasiswa Indonesia, batu tapal dalam
revolusi Indonesia dan batu tapal dalam sejarah Indonesia. Karena yang
dibelanya adalah keadilan dan kejujuran.” Soe Hok Gie
“The eagle flies alone”
Soe Hok Gie,
Soe Hok-Gie...Sekali Lagi: Buku Pesta dan Cinta di Alam Bangsanya
“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan” Soe Hok Gie
sumber : http://www.goodreads.com/author/quotes/659620.Soe_Hok_Gie
Tidak ada komentar:
Posting Komentar