Fashion adalah sebuah lifesytle yang sudah mendarah daging dari waktu ke waktu hingga jaman ke jaman. Sebenarnya jika kita perhatikan perubahan dari fashion tidak begitu signifikan, terkadang hanya ada perubahan sedikit. Tetapi fashion kini merupakan sebuah kebutuhan yang sangat bagi laki-laki dan wanita.
Wanita sangat senang sekali terlihat berbeda, makanya mereka terkadang membentuk diri mereka agak terlihat cantik di mata mereka sendiri(bercermin) apalagi di depan mata orang lain bahkan seorang laki-laki yang menarik hatinya. Dan saya bukan ingin membicarakan percintaan dengan memikat hati laki-laki dengan busana. Tetapi membicarakan tentang para wanita sekarang yang semakin fulgar atas busananya.
Saya adalah seorang mahasiswi. Di tempat saya banyak sekali mahasiswi yang berbusana menarik. Terkadang saya iri dengan busana mereka, karena terlihat lucu, unik dan bagus. Busana bagi wanita dan mahasiswi sangatlah penting bahkan kebutuhan untuk memwarnai dunia mereka dengan fashion sesuai diri dan kepribadian masing-masing.
Tetapi terkadang busana yang dipakai oleh wanita terkadang tidak pantas. Bukan karena orang yang memakai pakaian itu jelek atau saya sombong bahkan iri kepada mereka akan yang berfashion sangat terbaru. Tetapi mereka berbusana sangatlah tidak pada tempat dan waktu yang tepat. Saya mahasiswi banyak sekali mahasiswi lain berpakaian yang terbuka padahal mereka harus bertemu Dosen-dosen bahkan orang yang perbikiran luas. Lalu mereka menggunakan sepatu heels yang super duper tinggi ke kampus padahal mereka tahu sangatlah lelah kekampus dengan naik kendaraan umum menggunakan heels tersebut. Bahkan saya pernah lihat teman saya memakai baju seperti kebaya ke kampus..ohhhh saya bisa tersenyum.
Alangkah baiknya mereka menyesuaikan busana mereka ke tempat dan waktu yang karena dengan berpakaian yang sesuai dengan tempatnyalah kita akan dipandang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan sesuai fashion tetapi jauh dari etika.
Jumat, 18 Februari 2011
Minggu, 13 Februari 2011
Kawah Putih
Saya senang sekali jalan-jalan. Kali saya berangkat menuju Ibukota Jawa Barat yaitu Bandung, tetapi saya akan mengarah ke selatan Bandung. Disana terdapat tempat wisata yang sangat menyenangkan dan sulit dilupakan.
Perjalan itu memang agak jauh, dari kota Bandung itu sendiri. Ciwidey namanya saya berangkat kesana bersama kakak perempuan dan suaminya serta teman kuliah kakak saya. Memang saya yang paling kecil diantara mereka tapi tidak urungkan niat saya untuk menjadi suatu hal yang ditakutkan bahkan saya terkadang diprioritaskan.
Saya dan Kakak-kakak saya menuju kawah putih disana. Kenapa saya menuju kesana? saya sendiripun tidak begitu mengerti kenapa saya kesana. Kata mereka disana tempatnya sangat indah. Ternyata benar sekali sesampainya saya disana sangat indah dan sejuk. Tetapi saat itu bertepatan hari libur jadi untuk menuju kawah agak lama karena macet terjadi..hahahaha ternyata bukan Jakarta saja ya.
Sedikit cerita saya tentang kawah putih. Begini katanya sejarahnya kawah putih. Wilayah Kabupaten Bandung memiliki banyak tempat wisata yang menawarkan pemandangan yang indah beserta legenda-legenda yang menarik. Salah satunya adalah Kecamatan Ciwidey yang berada di selatan Kabupaten Bandung. Di kawasan ini terdapat satu objek wisata yang menarik yaitu Kawah Putih.
Kawah Putih adalah sebuah danau kawah dari Gunung Patuha dengan ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut dengan suhu antara 8-22°C. Di puncak Gunung Patuha itulah terdapat Kawah Saat, saat berarti surut dalam Bahasa Sunda, yang berada di bagian barat dan di bawahnya Kawah Putih dengan ketinggian 2.194 meter di atas permukaan laut. Kedua kawah itu terbentuk akibat letusan yang terjadi pada sekitar abad X dan XII silam. Kawah Putih ini terletak sekitar 46 km dari Kota Bandung atau 35 km dari ibukota Kabupaten Bandung, Soreang, menuju Ciwidey.
Legenda Kawah Putih
Gunung Patuha konon berasal dari nama Pak Tua atau ”Patua”. Masyarakat setempat sering menyebutnya dengan Gunung Sepuh. Dahulu masyarakat setempat menganggap kawasan Gunung Patuha dan Kawah Putih ini sebagai daerah yang angker, tidak seorang pun yang berani menjamah atau menuju ke sana. Konon karena angkernya, burung pun yang terbang melintas di atas kawah akan mati.
Misteri keindahan danau Kawah Putih baru terungkap pada tahun 1837 oleh seorang peneliti botanis Belanda kelahiran Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghuhn (1809-1864) yang melakukan penelitian di kawasan ini. Sebagai seorang ilmuwan, Junghuhn tidak mempercayai begitu saja cerita masyarakat setempat. Saat ia melakukan perjalanan penelitiannya menembus hutan belantara Gunung Patuha, akhirnya ia menemukan sebuah danau kawah yang indah. Sebagaimana halnya sebuah kawah gunung, dari dalam danau keluar semburan aliran lava belerang beserta gas dan baunya yang menusuk hidung. Dari hal tersebut terungkap bahwa kandungan belerang yang sangat tinggi itulah yang menyebabkan burung enggan untuk terbang melintas di atas permukaan danau Kawah Putih.
Karena kandungan belerang di danau kawah tersebut sangat tinggi, pada zaman pemerintahan Belanda sempat dibangun pabrik belerang dengan nama Zwavel Ontgining ‘Kawah Putih’. Kemudian pada zaman Jepang, usaha tersebut dilanjutkan dengan nama Kawah Putih Kenzanka Gokoya Ciwidey yang langsung berada di bawah penguasaan militer Jepang.
Di sekitar kawasan Kawah Putih terdapat beberapa makam leluhur, antara lain makam Eyang Jaga Satru, Eyang Rongga Sadena, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom, dan Eyang Jambrong. Salah satu puncak Gunung Patuha yakni Puncak Kapuk, konon merupakan tempat pertemuan para leluhur yang dipimpin oleh Eyang Jaga Satru. Konon, di tempat ini terkadang secara gaib terlihat sekumpulan domba berbulu putih yang oleh masyarakat disebut domba lukutan.
Danau Kawah Putih memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Air di danau kawahnya dapat berubah warna, kadangkala berwarna hijau apel kebiru-biruan bila terik matahari dan cuaca terang, terkadang pula berwarna coklat susu. Paling sering terlihat airnya berwarna putih disertai kabut tebal di atas permukaan kawah. Selain permukaan kawah yang berwarna putih, pasir dan bebatuan di sekitarnya pun didominasi warna putih, oleh karena itu kawah tersebut dinamakan Kawah Putih.
Menuju ke Kawah Putih
Sejak tahun 1987 PT. Perhutani (Persero) Unit III Jabar dan Banten mengembangkan kawasan Kawah Putih ini menjadi sebuah objek wisata. Untuk tiket masuk areal objek wisata Kawah Putih, setiap orang dikenakan biaya Rp 10.000,00, sudah termasuk premi asuransi. Objek wisata Kawah Putih dibuka mulai pukul 07.00 dan tutup pada pukul 17.00, setiap hari Senin sampai dengan Minggu. Fasilitas bagi pengunjung di sekitar Kawah Putih sudah cukup memadai dengan adanya areal parkir, transportasi transit menuju kawah, pusat informasi, mushala, dan warung-warung makanan.
Untuk menuju ke sana, pengunjung dari Jakarta dapat melewati tol Cipularang terus menuju pintu keluar tol Kopo menuju Soreang ke arah selatan ke kota Ciwidey. Sekitar 20 – 30 menit dari kota Ciwidey terlihat tanda masuk menuju gerbang masuk objek wisata Kawah Putih yang ada di sebelah kiri jalan. Untuk menuju Kawah Putih dari gerbang masuk kawasan objek wisata Kawah Putih disarankan menggunakan kendaraan, jangan berjalan kaki karena jalan yang agak menanjak dan cukup jauh, yaitu sekitar 5,6 km atau sekitar 10 – 15 menit dengan kendaraan. Kendaraan pribadi dapat langung menuju tempat parkir luas yang tersedia tidak jauh dari kawah. Sementara pengunjung dengan rombongan besar yang menggunakan bis, atau transportasi umum dapat menggunakan kendaraan khusus yang ada di areal parkir dekat gerbang masuk untuk mencapai kawah dari pintu masuk. Kondisi jalan yang kecil dan menanjak tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan jenis bis besar maupun sedang.
Transportasi umum menuju Ciwidey dari Bandung dapat ditemui di Terminal Kebun Kalapa maupun Leuwi Panjang. Setelah sampai di Kota Ciwidey maka perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan pedesaan tujuan Situ Patengan. Angkutan pedesaan yang menuju Situ Patengan ini melintasi objek-objek wisata yang ada di kawasan Ciwidey yaitu Perkebunan Strawberry, Kawah Putih, Ranca Upas, & kolam renang air panas Cimanggu. Untuk dapat menjelajahi dan menikmati keindahan alam kawasan Ciwidey dan sekitarnya rasanya tidak cukup hanya satu hari.
ref :http://ariesaksono.wordpress.com/2008/03/10/kawah-putih-ciwidey-bandung-selatan/
Perjalan itu memang agak jauh, dari kota Bandung itu sendiri. Ciwidey namanya saya berangkat kesana bersama kakak perempuan dan suaminya serta teman kuliah kakak saya. Memang saya yang paling kecil diantara mereka tapi tidak urungkan niat saya untuk menjadi suatu hal yang ditakutkan bahkan saya terkadang diprioritaskan.
Saya dan Kakak-kakak saya menuju kawah putih disana. Kenapa saya menuju kesana? saya sendiripun tidak begitu mengerti kenapa saya kesana. Kata mereka disana tempatnya sangat indah. Ternyata benar sekali sesampainya saya disana sangat indah dan sejuk. Tetapi saat itu bertepatan hari libur jadi untuk menuju kawah agak lama karena macet terjadi..hahahaha ternyata bukan Jakarta saja ya.
Sedikit cerita saya tentang kawah putih. Begini katanya sejarahnya kawah putih. Wilayah Kabupaten Bandung memiliki banyak tempat wisata yang menawarkan pemandangan yang indah beserta legenda-legenda yang menarik. Salah satunya adalah Kecamatan Ciwidey yang berada di selatan Kabupaten Bandung. Di kawasan ini terdapat satu objek wisata yang menarik yaitu Kawah Putih.
Kawah Putih adalah sebuah danau kawah dari Gunung Patuha dengan ketinggian 2.434 meter di atas permukaan laut dengan suhu antara 8-22°C. Di puncak Gunung Patuha itulah terdapat Kawah Saat, saat berarti surut dalam Bahasa Sunda, yang berada di bagian barat dan di bawahnya Kawah Putih dengan ketinggian 2.194 meter di atas permukaan laut. Kedua kawah itu terbentuk akibat letusan yang terjadi pada sekitar abad X dan XII silam. Kawah Putih ini terletak sekitar 46 km dari Kota Bandung atau 35 km dari ibukota Kabupaten Bandung, Soreang, menuju Ciwidey.
Legenda Kawah Putih
Gunung Patuha konon berasal dari nama Pak Tua atau ”Patua”. Masyarakat setempat sering menyebutnya dengan Gunung Sepuh. Dahulu masyarakat setempat menganggap kawasan Gunung Patuha dan Kawah Putih ini sebagai daerah yang angker, tidak seorang pun yang berani menjamah atau menuju ke sana. Konon karena angkernya, burung pun yang terbang melintas di atas kawah akan mati.
Misteri keindahan danau Kawah Putih baru terungkap pada tahun 1837 oleh seorang peneliti botanis Belanda kelahiran Jerman, Dr. Franz Wilhelm Junghuhn (1809-1864) yang melakukan penelitian di kawasan ini. Sebagai seorang ilmuwan, Junghuhn tidak mempercayai begitu saja cerita masyarakat setempat. Saat ia melakukan perjalanan penelitiannya menembus hutan belantara Gunung Patuha, akhirnya ia menemukan sebuah danau kawah yang indah. Sebagaimana halnya sebuah kawah gunung, dari dalam danau keluar semburan aliran lava belerang beserta gas dan baunya yang menusuk hidung. Dari hal tersebut terungkap bahwa kandungan belerang yang sangat tinggi itulah yang menyebabkan burung enggan untuk terbang melintas di atas permukaan danau Kawah Putih.
Karena kandungan belerang di danau kawah tersebut sangat tinggi, pada zaman pemerintahan Belanda sempat dibangun pabrik belerang dengan nama Zwavel Ontgining ‘Kawah Putih’. Kemudian pada zaman Jepang, usaha tersebut dilanjutkan dengan nama Kawah Putih Kenzanka Gokoya Ciwidey yang langsung berada di bawah penguasaan militer Jepang.
Di sekitar kawasan Kawah Putih terdapat beberapa makam leluhur, antara lain makam Eyang Jaga Satru, Eyang Rongga Sadena, Eyang Camat, Eyang Ngabai, Eyang Barabak, Eyang Baskom, dan Eyang Jambrong. Salah satu puncak Gunung Patuha yakni Puncak Kapuk, konon merupakan tempat pertemuan para leluhur yang dipimpin oleh Eyang Jaga Satru. Konon, di tempat ini terkadang secara gaib terlihat sekumpulan domba berbulu putih yang oleh masyarakat disebut domba lukutan.
Danau Kawah Putih memiliki ciri khas dan keunikan tersendiri. Air di danau kawahnya dapat berubah warna, kadangkala berwarna hijau apel kebiru-biruan bila terik matahari dan cuaca terang, terkadang pula berwarna coklat susu. Paling sering terlihat airnya berwarna putih disertai kabut tebal di atas permukaan kawah. Selain permukaan kawah yang berwarna putih, pasir dan bebatuan di sekitarnya pun didominasi warna putih, oleh karena itu kawah tersebut dinamakan Kawah Putih.
Menuju ke Kawah Putih
Sejak tahun 1987 PT. Perhutani (Persero) Unit III Jabar dan Banten mengembangkan kawasan Kawah Putih ini menjadi sebuah objek wisata. Untuk tiket masuk areal objek wisata Kawah Putih, setiap orang dikenakan biaya Rp 10.000,00, sudah termasuk premi asuransi. Objek wisata Kawah Putih dibuka mulai pukul 07.00 dan tutup pada pukul 17.00, setiap hari Senin sampai dengan Minggu. Fasilitas bagi pengunjung di sekitar Kawah Putih sudah cukup memadai dengan adanya areal parkir, transportasi transit menuju kawah, pusat informasi, mushala, dan warung-warung makanan.
Untuk menuju ke sana, pengunjung dari Jakarta dapat melewati tol Cipularang terus menuju pintu keluar tol Kopo menuju Soreang ke arah selatan ke kota Ciwidey. Sekitar 20 – 30 menit dari kota Ciwidey terlihat tanda masuk menuju gerbang masuk objek wisata Kawah Putih yang ada di sebelah kiri jalan. Untuk menuju Kawah Putih dari gerbang masuk kawasan objek wisata Kawah Putih disarankan menggunakan kendaraan, jangan berjalan kaki karena jalan yang agak menanjak dan cukup jauh, yaitu sekitar 5,6 km atau sekitar 10 – 15 menit dengan kendaraan. Kendaraan pribadi dapat langung menuju tempat parkir luas yang tersedia tidak jauh dari kawah. Sementara pengunjung dengan rombongan besar yang menggunakan bis, atau transportasi umum dapat menggunakan kendaraan khusus yang ada di areal parkir dekat gerbang masuk untuk mencapai kawah dari pintu masuk. Kondisi jalan yang kecil dan menanjak tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan jenis bis besar maupun sedang.
Transportasi umum menuju Ciwidey dari Bandung dapat ditemui di Terminal Kebun Kalapa maupun Leuwi Panjang. Setelah sampai di Kota Ciwidey maka perjalanan dilanjutkan dengan menggunakan angkutan pedesaan tujuan Situ Patengan. Angkutan pedesaan yang menuju Situ Patengan ini melintasi objek-objek wisata yang ada di kawasan Ciwidey yaitu Perkebunan Strawberry, Kawah Putih, Ranca Upas, & kolam renang air panas Cimanggu. Untuk dapat menjelajahi dan menikmati keindahan alam kawasan Ciwidey dan sekitarnya rasanya tidak cukup hanya satu hari.
ref :http://ariesaksono.wordpress.com/2008/03/10/kawah-putih-ciwidey-bandung-selatan/
Selasa, 01 Februari 2011
Kentang Bola
Bahan :
1 Butir Telur Ayam
1 Butir Telur Ayam
300gr Kentang goreng
100gr Daging Giling
garam dan lada secukupnya
2 cabai merah
Cara Memasak :
1. Kentang yang sudah digoreng dihaluskan,
2. Kemudian masukan 1 butir telur ayam, daging giling, dan potong cabai merah sesuai selera garam dan lada secukupnya
3. Lalu bulatkan kentang goreng yang sudah dihaluskan seperti bola,
4. Isi bahan yang sudah dihaluskan tadi pada cara No. 2
5. Dan yang terakhir kentang yang sudah diisi daging terus di goreng pada Minyak yang panas.
1 Butir Telur Ayam
1 Butir Telur Ayam
300gr Kentang goreng
100gr Daging Giling
garam dan lada secukupnya
2 cabai merah
Cara Memasak :
1. Kentang yang sudah digoreng dihaluskan,
2. Kemudian masukan 1 butir telur ayam, daging giling, dan potong cabai merah sesuai selera garam dan lada secukupnya
3. Lalu bulatkan kentang goreng yang sudah dihaluskan seperti bola,
4. Isi bahan yang sudah dihaluskan tadi pada cara No. 2
5. Dan yang terakhir kentang yang sudah diisi daging terus di goreng pada Minyak yang panas.
Langganan:
Postingan (Atom)