Selasa, 13 Juli 2010

Tak Terbaca

Kekosongan selalu saja menyelimutiku. Keberadaan mereka mungkin hanya sesaat. Aku merasa sendiri dan selalu sendiri. Menikmati jalan ini sendiri. Tiada makna untuk berbagi. Tiada rasa untuk dinikmati. Dimana harus aku berjalan mencari keadaan yang seiring dengan jiwa. Aku merasa hampa, tiada siapa-siapa untuk bercinta.

Setiap hari aku selalu begini. Menikmati rumah kecil ini dengan isi barang yang penuh dengan kebisuan. Tahukah kalian disaat kalian pergi aku hanya ingin kalian tahu sisi sebelah lainnya membutuhkan kalian. Aku selalu menunggu orang rumahku datang. Hingga sore menjelang, dan ketika sore telah datang kini tugasku menjadi asisten rumahku sendiri dimulai. Show time untuk jadi anak yang tidak terluka, tersenyum dengan seyuman yang renyah. Mulai dari kamar tidur., ruang tamu, sampai teras kecil depan rumahku. Setelah selesai pekerjaanku sendiri tinggal aku terduduk tenang, waktunya aku menoleh kapan mereka pulang. Magribpun telah tiba saatnya mereka pulang. Aku terdiam melihat kalian pulang, tapi aku tahu kalian lelah. Tapi tak adakah kalian tahu aku butuh teman. Menikmati kesendirian dengan hal-hal yang aneh.

Malam kini benar-benar telah tiba mereka lelah dan waktunya untuk istirahat. Aku tak bisa beristirahat, lagi-lagi aku menikamtinya dengan kesendirian. Malam yang seharusnya hangat selalu berubah menjadi dingin. Aku bingung kenapa selalu begini. Tapi mungkin bukan kesalahan mereka tapi kesalahan aku yang terlalu manja. Aku tahu mereka melakukannya karena keadaan. Tapi haruskah setiap hari, biarlah ini berjalan.

Tadi bagian di dalamnya coba aku tengok juga keluar. Mencoba mencari ketenangan diluar bersama sahabat. Siapa yang harus aku panggil sahabat? Siapa pula yang harus aku panggil teman? Terkadang jiwanya terlalu egois menikmati hidupnya sendiri dikala mereka senang. Mungkin aku seperti itu anggap mereka. Tapi mungkin saja mereka seperti itu. Jujur kalian terlalu berkelompok disaat bermain, aku ingin semuanya bersama-sama menikmati tawa dimanapun kita berada, dan tiada lagi sindiran yang bermakna. Kalian tahu kalian hanya omong kosong, dimana kalian disaat aku susah. Kalian datang dikala aku senang..hahahha sepertinya hal itu sudah sangat biasa saja. Maafkanlah aku yang terlalu curiga padamu teman dan sahabatku.

Kini dari hal seperti ini aku tahu inilah hidup..semua hal yang menyakutnya tak akan dapat terbac.. hanya dapat dipelajari ketika ujianNYA datang. Aku hanya mencari hikmah apa yang dapat semoga aku dan siapapu bisa belajar menghargai keberadaan sesorang.....

created by Dwi Astuti
14-07-2010